BAB I
Pendahuluan
A.    Latara Belakang Masalah
Dalam kegiatan proses belajar mengajar, teruta,ma pada jenjang kondisi ini memiliki pengaruh besar terhadap proses kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Karena itulah guru dituntut peka terhadap situasi yang dihadapinya sehingga guru dapat menyesuaikan diri dalam mengajar. Guru harus mengetahui situasi siswa, situasi kelas dalam proses belajar mengajar. Sebab, tiap siswa mengalami keragaman dalama hal kecakapan potensi yang memungkinkan untuk berkembang. Misalnya, bakat, minat dan kecerdasan maupun kecakapan yang diperoleh dalam hasil pembelajaran.
Situasi kelas juga dapat sangat menentukan terjadinya gairah yang memotivasi belajar siswa.
Kegiatan pembelajaran di kelas merupakan proses interaksi antara guru dan murid. Pada proses interaksi antara guru dan murid memerlukan sebuah bentukl komunikasi yang interaktif. Bentuk komunikasi yang interaktif merupakan sebuah model komunikasi yang dapat menerapkan proses dalam mencapai keberhasilan pembelajaran. Guru sebagai ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, seyogyanya guru dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Oleh karena itu, guru dituntut meningkatkan keterampilan.

B.     Identifikasi Masalah
Sesungguhnya identifikasi masalah telah disinggung ketika peneliti mengungkapkan jawaban terhadap pertanyaan, apa kesenjangan yang terjadi dan apa yang menyebabkan terjadinya kesenjangan. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika rendah. Situasi kelas kurang konduktif.

C.     Rumusan Masalah
Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada pelajaran matematika di kelas III SDN 038 Lingkas Ujung. Dengan menggunakan metode paikem dan alat peraga.


D.    Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika di kelas III SDN 038 Lingkas Ujung dengan menggunakan metode Paikem dan alat praga.

E.     Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada kemampuan siswa kelas III SDN. 038 Lingkas Ujung dalam memahami materi pelajaran Matematika. Penelitian ini difokuskan pada tema lingkungan di kelas SDN.038 Lingkas Ujung.

F. Manfaat Penelitian
a. Bagi Murid
Sebagai saran epngembangan peran aktif pendidik meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyerap materi pelajaran matematika khususnya pada siswa kelas III SDN.038 Lingkas Ujung yang meningkatkan motivasi siswa, meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Manfaat bagi guru
Memberikan pengalaman langsung pada guru untuk menyelesaikan masalah secara terencana dan sistematik, motivasi guru mengajar semakin meningkat. Memacu guru dalam menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, memacu kreativitas dan inovasi guru dalam menggunakan media pembelajaran dan metode yang bervariasi.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    LANDASAN TEORI
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, kajian teori dan hipotesis tindakan yang mendukung PTK ini adalah teori: a). pengertian media pembelajaran. b).Media Pendidikan. 1). Pengertian media pendidikan. 2). Fungsi Media Pembelajaran. 3). Manfaat Media Pembelajaran. 2) hasil belajar pengetahuan, sikap dan keterampilan.

a.       Media Pembelajaran
Media Pembelajaran adalah media yang membawa pesan – pesan atau informaasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud – maksud pengajaran menurut Gagne dan Briggs ( 1975 ). Menurut Garlach dan Ely ( 1980:244) media adalah manusia dan semua alat yang digunakan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keahlian ( skill), dan perilaku siswa secara efektif. Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, gambar, foto dan grafik.

b.      Media Pendidikan
Adapun pengertian media pendidikan yaitu:
1.      Media pendidikan memiliki pengertian fisik (hardware) atau perangkat keras, yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indera.
2.      Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik ( software ) atau perangkat lunak, yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras, yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3.      Penekanan media pendidikan terdapat pada agambar, foto, sketsa, diagram dan poster.
4.      Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Jadi, dapat disimpulkan, media pendidikan adalah perantara yang membawa informasi atau pesan – pesan sebagai sumber belajar. Contoh: media pendidikan adalah gambar, foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, radio, dll.

Salah satu aspek yang menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajara adalah pemilihan media pembelajaran yang tepat. Menurut Hamalik (1986), media pembelajaran yang tepat dapat membangkitkan motivasi, keinginan minat, dan rangsangan kepada siswa. Sehingga dapat membantu pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, serta memadatkan informasi.

Menurut Levied an Lentz (1982), media pembelajaran yang tepat dapat membawa keberhasilan belajar dan mengajar di kelas.
a.       Fungsi penggunaan media
b.      Fungsi aktif, yaitu dapat menggugah emosi dan sikap siswa
c.       Fungsi kognitif, yaitu memperlancar tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d.      Fungsi compensations, yaitu dapat mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau secara verbal.

Alasan – alasan mengapa media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu:
a.       Alasan yang pertama yaitu berkenaan dengan manfaat media pembelajaran itu sendiri, antara lain:
1.      Materi yang disampaikan lebih menarik minat siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar.
2.      Materi yang disampaikan lebih jelas maknanya, sehingga siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran yang baik.
3.      Metode pembelajaran akan bervariasai.
4.      Siswa lebih aktif ketika proses pembelajaran berlangsung, seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain – lain.

b.      Alas an kedua yaitu sesuai dengan taraf berpikir siswa. Dimulai dari taraf berfikir abstrak menuju konkret, sebab dengan adanya media pengajaran hal – hal yang abstrak dapat dikonkretkan dan hal – hal yang kompleks dapat disederhanakan.

Itulah beberapa alas an mengapa media pembelajaran dapat meningkatkan keberhasilan ddalam proses belajar mengajar.

B.     Hasil Belajar
1.      Pengertian hasil belajar
Hasil belajar adalah efek yang ditimbulkan karena penggunaan metode yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda ( Degeng, 1989 ). Setiap pembelajaran membawa efek atau dampak terhdap siswa, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil belajar langsung berupa nilai hasil pengujian terhadap siswa, berupa angka – angka atau predikat – predikat tertentu, sedangkan efek tidak langsung adalah hasil belajar yang tersembunyi ( desirable ).

2.      Hasil belajara pengetahuan, sikap dan keterampilan
Bloom mengemukakan bahwa hasil belajar bisa berupa pengetahuan ( kognitif ), sikap ( afektif ), dan ketermapilan (psikomotor). Ketiga domain tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebagai wujud kompetensi seseorang.

Hasil belajar pengetahuan, lebih mengandalkan kognisi seseorang. Kognisi ini merupakan dasar sesorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dalam pembelajaran yang berbasis kompetensi seperti standar isi, kompetensi pengetahuan diperoleh dan dibangun melalui pengalaman balajar yang dialami siswa. Pengalaman belajar lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar, tidak melalui ceramah yang disampaikan oleh guru.
Hasil belajar efektif, lebih memperlihatkan pada hasil belajar sikap, intuisi, perasaan, olah rasa, olah hati, dan kecenderungan seseorang utnuk tidak melakukan atau melakukan sesuatu.
Sedangkan hasil belajar psikomotor, lebih memperlihatkan hasil belajar keterampilan seseorang dalam melakukan, mengoperasional, mengurutkan prosedur sesuatu yang dipelajari.

E. Hubungan Media Pembelajaran dengan Hasil Belajar
Reigeluth dan Merril ( 1979 dan 1983 ) mengklasifikasikan variable pembelajaran menjadi tiga, yaitu:

1.      Instructional conditions
2.      Instructional methods
3.      Instructional outcomes

Instructional methods, didefinisikan sebagai cara – cara yang berbeda untuk mencapai instructional outcomes yang berbeda yang berada di bawah instructional conditions yang berbeda pula. Berarti strategi pembelajaran merupakan komponen variable dari instructional methods ( Degeng, 1997:10). Pada dasarnya semua variable yang diklarifikasikan ke dalam metode pembelajaran dimanipulasi oleh perancang pembelajaran untuk dilihat tingkat kefektifannya dalam mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Instructional conditions, didefinisikan sebagai factor yang mempengaruhi metode pembelajaran dalam meningkatkan hasil pembelajaran. variable ini berinteraksi dengan metode pembelajaran, dan pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi oleh perancang pembelajaran. variable ini harus diterima apa adanya, tetapi menjadi bahan pijakan dalam penetapan metode pembelajaran. contohnya seperti motivasi, minat, tingkat social siswa, bakat siswa, tingkat ekonomi dan sebagainya. Meskipun tidak dapat dimanipulasi, pada saat tertentu ia dapat pula dimanipulasi, jika pada saat posisinya berubah menjadi metode pembelajaran. contoh: siswa akan giat belajar, sebelum tes harian dilakukan, jika ada motivasi kepada siswa “Anak – anak, minggu depan tes harian! Bagi anak – anak yang memperoleh nilai 100, maka akan dapat hadiah berupa …”. Ini berarti kondisi sebelumnya siswa kurang berminat terhadap pelajaran tersebut. Oleh karena itu, guru menggunakan cara – cara agar memperoleh hasil tes meningkat.
Instructional outcomes, mencakup semua kaibat yang muncul dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda. Akibat-akibat inilah yang dapat dijadikan indicator ketercapaian kompetensi dasar. Oleh karea itu, indicator ketercapaian kompetensi dasar dapat berupa:
1.      Hasil pembelajaran yang nyata (actual outcome)
2.      Hasil pembelajaran yang diinginkan (desire outcomes) (Degeng, 1997:11)
Berdasarkan uraian di atas, maka kedudukan strategi pembelajaran ada pada variable instructional methods dan ini sangat penting dikuasai oleh seorang guru ketika merancang pembelajaran. ketika seorang guru akan melaksanakan pembelajaran dari rancangan yang telah disiapkan, maka bagaimana menata materi pembelajarannya, bagaimana menyajikannya, serta alat apa yang akan digunakannya, disitulah peran kedudukan strategi pembelajaran.
Berdasarkan pola tersebut di atas, maka hubungan media pembelajaran audio visual dengan hasil belajar merupakan hubungan kualitas. Artinya hasil belajar sangat dipengaruhi oleh pemilihan media pembelajaran yang tepat, yang sesuai dengan matei yang ingin disampaikan, sebaliknya hasil belajar yang diinginkan juga menjadi perhatian yang serius dalam memilih media pembelajaran yang tepat.

II. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kajian pustaka yang diuraikan di atas, dapat diambil hipotesis awal bahwa ada peningkatan hasil belajar matemtika siswa kelas III SDN.038 Lingkas Ujung menggunakan media alat praga.