BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat berinteraksi dan dapat saling mengenal antar satu dengan yang lain. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan tujuan yang ingin dicapai.
Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan. Bahasa lisan disampaikan secara langsung sehingga penutur dan mitra tutur saling memahami apa yang dibicarakan, sedangkan bahasa tulis disampaikan secara tertulis oleh penutur kepada mitra tutur.
Selain itu, bahasa sangat penting dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan formal mulai dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi. Dalam dunia pendidikan, bahasa Indonesia diposisikan sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar maupun di lembaga pendidikan yang lain.
Pengajaran keterampilan berbahasa, bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berbahasa siswa. Terampil berbahasa berarti, terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam keterampilan berbahasa keempat aspek tersebut sangat berkaitan dalam proses belajar bahasa di SDN 005 Kampung Satu Tarakan. Satu di antara beberapa aspek yang menjadi fokus pembahasan penulis adalah aspek menulis pada pantun. Untuk mengetahui sebuah pantun siswa harus mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri pantun, salah satu ciri-ciri pantun yaitu setiap barisnya terdapat delapan sampai dengan dua belas suku kata. Selain itu siswa juga harus mengetahui pemenggalan katanya secara benar.
Kegiatan belajar mengejar siswa SDN 005 kelas IV, khususnya dalam pelajaran bahasa Indonesia masih banyak ditemukan kesalahan pemenggalan, terutama pada kata-kata berimbuhan. Misalnya kata kebakaran, dan dipenggal menjadi ke-ba-ka-ran, yang seharusnya dipenggal menjadi ke-ba-kar-an. Untuk itu penulis ingin melihat kemampuan siswa dalam memenggal kata, baik kata dasar maupun kata-kata yang telah mendapat imbuhan atau afiks.
Pemenggalan kata atau penyukuan kata adalah struktur yang terjadi dari satu atau urutan yang merupakan konstituen kata. Setiap suku kata dalam bahasa Indonesia ditandai oleh sebuah vokal. Oleh karena itu, untuk mengetahui sebuah kata terdiri atas beberapa suku kata, dapat dilakukan dengan menghitung jumlah vokalnya. Misalnya kata nol, terdiri dari satu suku kata karena hanya memiliki sebuah vokal, yaitu o.
B. Alasan Pemilihan Judul
Penulis memilih judul kemampuan dalam pemenggalan kata siswa kelas IV SDN 005 Kampung Satu Tarakan Tahun Pembelajaran 2008/2009 dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. pemenggalan kata merupakan salah satu bagian dari unsur kebahasaan;
2. mengetahui siswa menggunakan kata dasar pada pemenggalan kata berimbuhan;
3. sepengetahuan penulis, belum ada penelitian mengenai kemampuan siswa dalam menggunakan kata dasar pada pemenggalan kata berimbuhan.
C. Batasan Masalah
Penelitian agar terarah pada tujuan dan tidak menyimpang dari permasalahan maka perlu batasan masalah. Oleh karena itu, penulis membatasi penelitian pada pemenggalan kata dasar dan pemenggalan kata berimbuhan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. bagaimana kemampuan dalam memenggal kata dasar siswa kelas IV SDN 005 Kampung Satu?
2. bagaimana kemampuan dalam memenggal kata berimbuhan siswa kelas IV SDN 005 Kampung Satu?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian setelah melihat rumusan masalah di atas adalah:
1. untuk mengetahui cara memenggal kata dasar;
2. untuk mengetahui cara memenggal kata berimbuhan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu manfaat praktis dan manfaat teoritis.
1. Manfaat praktis yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada siswa dalam pembelajaran pemenggalan kata.
2. Manfaat teoritis yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pemenggalan kata dan bermanfaat sebagai dasar teori bagi penelitian lanjutan.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. Bab ini terdiri atas latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori. Bab ini terdiri atas kata, kata dasar, macam-macam kata jadian, dan pemenggalan kata dasar.
Bab III Metode Penelitian. Bab ini terdiri atas jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV Pembahasan. Bab ini terdiri atas penyajian data, analisis data, dan hasil penelitian.
Bab V Penutup. Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kata
Budiman (1987:51) mengatakan bahwa kata adalah satuan (susunan) bunyi yang mengandung suatu pengertian. Apabila sebuah kalimat dipotong-potong, maka setiap potongan yang terkecil dan dapat berdiri sendiri itu merupakan kata. Karena itu potongan-potongan tersebut merupakan sussunan bunyi.
Chaer (2004:162) mengatakan bahwa kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan mempunyai satu arti.
Keraf (2006:88) mengatakan bahwa kata adalah sebuah rangkaian bunyi atau simbol tertulis yang menyebabkan orang berpikir tentang sesuatu hal.
KBBI (Balai Pustaka 2002:513) mengatakan bahwa kata adalah unsur bahasa yang yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kata adalah unsur bahasa lisan maupun tulis yang terdiri dari deretan huruf yang mengandung suatu pengertian.
B. Kata Dasar
B.S. Kusno (1986) menyatakan bahwa kata dasar adalah kata yang menjadi dasar dalam pembentukan kata jadian.
Budiman (1987:53) menyatakan bahwa kata dasar adalah kata yang menjadi dasar pembentukan kata lain. Oleh sebab itu, kata dasar berhubungan dengan erat dengan kata jadian, karena setiap kata jadian tertentu memiliki kata dasar.
Menurut arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata adalah morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas atau satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (batu, rumah, datang) atau gabungan morfem (pejuang. Pancasila, mahakuasa), (KBBI : 2002). Sedangkan kata dasar adalah adalah kata yang menjadi dasar dalam pembentukan kata jadian.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kata dasar adalah kata yang menjadi dasar dalam pembentukan kata jadian.
C. Macam Kata Dasar
Menurut B. S. Kusno (1986:) dilihat dari bentuknya, kata dasar dapat dibedakan atas :
1. Kata dasar primer
Kata dasar primer yaitu kata dasar yang berupa kata asal atau morfem dasar yang dipakai sebagai dasar pertama dalam pembentukan kata jadian.
Misalnya : dengar-dengarkan-perdengarkan.
Kata dengar dalam contoh di atas adalah kata dasar primer untuk kata jadian dengarkan-perdengarkan.
Jadi menurut penulis kata dasar primer adalah kata jadian yang sekurang-kurangnya dibentuk melalui dua tahap.
2.Kata dasar sekunder
Kata dasar sekunder yaitu kata dasar yang berupa kata jadian, yang dipakai sebagai dasar kedua dalam pembentukan kata jadian yang lebih kompleks.
Misalnya : dengarkan dalam kata perdengarkan.
3. Kata dasar tertier
Kata dasar tertier yaitu kata dasar yang berupa kata jadian, yang dipakai sebagai dasar ketiga dalam pembentukan kata yang lebih kompleks.
Misalnya : guna-gunakan-pergunakan-mempergunakan.
Kata pergunakan adalah kata dasar tersier untuk kata mempergunakan.
D. Macam Kata Jadian
Menurut B. S. Kusno (1986:31) yang dimaksud dengan imbuhan adalah morfem terikat (secara morfologis), yang penulisannya diletakkan pada morfem lain, dan berfungsi membentuk kata jadian.
Menurut Chaer (2006:225) imbuhan dalam bahasa Indonesia, dapat dibedakan atas :
1. Awalan (prefiks)
Awalan adalah imbuhan yang diletakkan di awal kata. Awalan dapat dibedakan menjadi :
a. Awalan me-
1). Me- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem r, l, w, y, m, n, ny, dan ng.
Contoh :
- rasa > merasa
- lihat > melihat
- wisuda > mewisuda
- makan > memakan
- naik > menaik
- nyanyi > menyanyi
- nganga > menganga
2). Mem- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal b, p, f, v, dan m.
Contoh :
- beli > membeli
-pakai > memakai
- fitnah > memfitnah
-veto > memveto
- mula > memulai
3). Men- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal c, d, t, j, z, dan sy.
Contoh :
-cuci > mencuci
-duga > menduga
-tutup > menutup
- jual > menjual
- ziarah > menziarahi
- syukur > mensyukuri
4). Meny- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan fonem awal s.
Contoh:
- sakit > menyakiti
- sesal > menyesali
5). Meng- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal k, g, h, kh, dan vokal.
Contoh :
- kirim > mengirim
- gali > menggali
- hitung > menghitung
- khayal > mengkhayal
- atur > mengatur
- iris > mengirs
- ekor > mengekor
- eja > mengeja
- olah > mengolah
6). Menge- digunakan pada kata-kata yang hanya bersuku satu.
Contoh:
- tik > mengetik
- bom > mengebom
- cat > mengecat
- las > mengelas
- tes > mengetes
b. Awalan ber-
1). Ber- digunakan secara umum, yaitu yang tidak dengan be- atau bel-
Contoh :
- libur > berlibur
- guna > berguna
2). Be- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal r atau yang suku pertamanya mengandung bunyi -er.
Contoh:
- ragam > beragam
- racun > beracun
- kerja > bekerja
- serta > beserta
3). Bel- digunakan hanya pada kata dasar ajar, sehingga menjadi belajar.
c. Awalan pe-
1). Pe- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal l, r, w, y, m, n, ng, dan ny.
Contoh :
- lari > pelari
- rawat > perawat
- waris > pewaris
-marah > pemarah
-nanati > penanti
-nyanyi > penyanyi
-ngeri > pengeri
2). Pem- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal b dan p.
Contoh :
- baca > pembaca
- putus > pemutus
3). Pen- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal d c, j, dan t.
Contoh :
- dengar > pendengar
- tarik > penarik
- curi > pencuri
4). Peny- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal s.
Contoh :
- siar > penyiar
- saring > penyaring
5). Peng- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal k, kh, h, g, dan vokal.
Contoh :
- kirim > pengirim
- khianat >pengkhiant
- hitung > penghitung
- gali > penggali
- ambil > pengambil
- inap > penginap
- urus > pengurus
- ekor > pengekor
- obat > pengobat
6). Penge- digunakan kata-kata yang hanya bersuku satu.
Contoh :
- tik > pengetik
- cat > pengecat
d. Awalan per-
Awalan per- mempunyai tiga macam bentuk, yaitu :
1). Per- digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan fonem awal r.
Contoh :
- istri > peristri
- cepat > percepat
3) Pe- digunakan pada fonem awal kata dasarnya r.
Contoh :
- ringan > peringan
- rendah > perendah
4). Pel- hanya digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar.
e. Awalan di-
Awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk. Bentuknya untuk posisi dan kondisi mana pun sama saja.
f. Awalan ke-
Awalan ke- tidak mempunyai variasi bentuk. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya di muka kata yang diimbuhannya.
g. Awalan ter-
Awalan ter- mempunyai dua macam bentuk, yaitu :
1). Ter- digunakan pada kata dasar yang tidak dimulai dengan fonem r
Contoh :
- angkat > terangkat
- biasa > terbiasa
2). Te- digunakan pada kata dasar yang dimulai dengan konsonan r.
Contoh:
- rasa > terasa
- rawat > terawat
h. Awalan se-
Awalan se- tidak mempunyai variasi bentuk. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya di muka kata yang diimbuhinya.
2. Akhiran (sufiks)
Akhiran adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Akhiran dapat dibedakan menjadi:
a. Akhiran -an
Contoh:
- tulis > tulisan
- lukis > lukisan
b. Akhiran -i
Contoh:
- duduk > duduki
- kasih > kasihi
c. Akhiran -kan
Contoh:
- tenang > tenangkan
- damai > damaikan
d. Akhiran -nya
Contoh:
- buku > bukunya
- kepada > kepadanya
3. Imbuhan gabung
Imbuhan gabung adalah pemakaian dua macam imbuhan atau lebih, yang masing-masingnya masih tetap mengandung arti dan fungsi sendiri-sendiri. Imbuhan gabung dalam bahasa Indonesia antara lain:
a. Imbuhan gabung ber- -kan
Contoh:
- senjata > bersenjatakan
- dasar > berdasarkan
b. Imbuhan gabung ber- -an
Contoh:
- lari > berlarian
- pandang > berpandangan
c. Imbuhan gabung per- -kan
Contoh:
- debat > perdebatkan
- tunjuk > pertunjukkan
d. Imbuhan gabung per- -i
Contoh:
- lengkap > perlengkapi
- baik > perbaiki
e. Imbuhan gabung me- -kan
Contoh:
- lebar > melebarkan
- lebih > melebihkan
f. Imbuhan gabung me- -i
Contoh:
- lengkap > melengkapi
- garam > menggarami
g. Imbuhan gabung memper-
Contoh:
- lancar > memperlancar
- istri > memperistri
h. Imbuhan gabung memper- - kan
Contoh:
- debat > memperdebatkan
- main > mempermainkan
i. Imbuhan gabung memper- -i
Contoh:
- baik > memperbaiki
- turut > memperturuti
j. Imbuhan gabung di- -kan
Contoh:
- bawa > dibawakan
- siar > disiarkan
k. Imbuhan gabung di- -i
Contoh:
- restu > direstui
- teman > ditemani
l. Imbuhan gabung diper-
Contoh:
- lebar > diperlebar
- cepat > dipercepat
m. Imbuhan gabung diper- -kan
Contoh:
- temu > dipertemukan
- guna > dipergunakan
n. Imbuhan gabung diper- -i
Contoh:
- baik > diperbaiki
- lengkap > diperlengkapi
o. Imbuhan gabung ter- -kan
Contoh:
- selesai > terselesaikan
- pecah > terpecahkan
p. Imbuhan gabung ter- -i
Contoh:
- seberang > terseberangi
- penuh > terpenuhi
q. Imbuhan gabung ke- -an
Contoh:
- datang > kedatangan
- lurah > kelurahan
r. Imbuhan gabung se- -nya
Contoh:
- tiba > setibanya
- benar > sebenarnya
s. Imbuhan gabung pe- -an
Contoh:
- lari > pelarian
- rawat > perawatan
t. Imbuhan gabung per- -an
Contoh:
- dagang > perdagangan
- tani > pertanian
D. Pemenggalan Kata Dasar
Menurut Chaer (2006:56) kata dasar dipenggal dengan aturan :
1. Kalau di tengah kata dasar ada dua huruf vokal, maka pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Contoh:
- ba-ik
- ku-e
- a-ir
- pu-ing
- sya-ir
2. Kalau di tengah kata dasar ada huruf konsonan di antara dua huruf vokal, maka pemenggalan sebelum huruf konsonan itu.
Contoh :
- si-kat
- i-kan
- ba-ngun
- a-khir
- ha-nyut
Catatan :
Gabungan huruf ng pada kata bangun, kh pada kata akhir, dan ny pada kata hanyut dianggap sebagai satu kesatuan karena sesungguhnya gabungan huruf-huruf itu melambangkan sebuah fonem. Oleh karena itu, pemenggalannya dilakukan sebelum gabungan huruf tersebut.
3. Kalau di tengah kata dasar ada dua buah huruf konsonan yang berurutan yang gabungan huruf konsonan, maka pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Contoh :
- pin-dah
- lam-bat
-cap-lok
- jip-lak
- Ap-ril
- tang-gung
4. Kalau di tengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau lebih, maka pemenggalannya dilakukan di antara konsonan yang pertama, termasuk gabungan huruf konsonan, dengan huruf yang kedua.
Contoh :
- kon-trak
- bang-krut
- ul-tra
- am-bruk
- in-struk-si
0 komentar:
Posting Komentar