Tampilkan postingan dengan label Penelitian Tindakan Kelas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penelitian Tindakan Kelas. Tampilkan semua postingan
 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.
Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problematika (permasalahan) klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Rendahnya kualitas pendidikan suatu bangsa akan berimplikasi pada rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) warga masyarakatnya. Menurut data yang dipublikasikan oleh United Nations Development Programme (UNDP) yang diberi judul Human Development Report, 1996, kualitas SDM kita sangat memprihatinkan. Dalam laporan tersebut Indonesia berada pada peringkat 102, jauh dibawah negara-negara anggota ASEAN seperti Singapura (34), Brunei Darusalam (36), Thailand (52) dan Malaysia (53).
Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana mesti harus diawali. Kendati kurang lebih 13 tahun telah berlalu sejak data diatas terungkap, kondisi pendidikan Indonesia masih tetap memprihatinkan. Pendidikan di Indonesia sekarang ini dapat diibaratkan seperti mobil tua yang mesinnya rewel dan sedang melintasi jalur lalu lintas di jalan bebas hambatan. Betapa tidak, pada satu sisi dunia pendidikan di Indonesia saat ini dirundung masalah yang besar  dan pada sisi lain tantangan menghadapi milenium ketiga semakin besar.
Dari aspek kualitas, pendidikan kita memang sungguh sangat memprihatinkan dibandingkan dengan kualitas pendidikan bangsa lain. Dari segi pengajaran, hasil-hasil pengajaran dan pembelajaran berbagai bidang studi (khususnya bidang studi IPA) di Sekolah Dasar terbukti selalu kurang memuaskan berbagai pihak. Hal tersebut disebabkan oleh tiga hal. Pertama, proses/hasil kerja lembaga pendidikan tidak cocok/pas dengan kenyataan kehidupan yang diarungi oleh siswa. Kedua, pandangan-pandangan dan temuan-temuan kajian (yang baru) dari berbagai bidang tentang pembelajaran dan pengajaran tidak cocok lagi. Ketiga, berbagai permasalahan dan kenyataan negatif tentang hasil pengajaran dan pembelajaran di sekolah.
Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai saat ini masih jauh dari apa yang kita harapkan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas riil di lapangan  (SDN 004 Tarakan) kegiatan belajar mengajar di sekolah pada umumnya cenderung monoton dan tidak menarik, sehingga beberapa pelajaran ditakuti dan selalu dianggap sulit oleh siswa, termasuk didalamnya adalah IPA atau Sains. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa hal, diantaranya; adanya korelasi positif dengan perolehan NEM pelajaran tersebut yang selalu  menempati urutan terendah. Selain itu, motivasi anak dalam belajar IPA menjadi rendah dikarenakan model pembelajaran pembelajaran yang tidak menarik (ceramah).
Beberapa penyebab lainnnya adalah pembelajaran di sekolah khususnya, sains lebih menekankan pada aspek kognitif saja dengan menggunakan hafalan dalam upaya menguasai ilmu pengetahuan, bukan mengembangkan keterampilan berpikir siswa, mengembangkan aktualisasi konsep dengan diimbangi pengalaman konkret dan aktivitas bereksperimen (Collete Chiapetta, dalam Zuhdan Prasetyo, 2007).
Dalam proses belajar siswa, tidak dipungkiri lagi bahwa pembelajaran IPA di Sekolah Dasar belum sesuai dengan yang diharapkan. Guru-guru di Sekolah Dasar kebanyakan belum memahami dengan benar bagaimana mengajar IPA dengan benar, dan bagaimana agar belajar IPA dilakukan dalam suasana menyenangkan. Berbagai macam keluhan dalam pembelajaran IPA di SD seperti; malas belajar, membosankan (jenuh), kurang bergairah, tidak menarik, dan keluhan-keluhan lain dari para siswa, adalah permasalahan mendasar yang harus segera diatasi. Dalam ilmu psikologi, gejala ini disebabkan oleh kurangnya motivasi belajar siswa. Hal demikianlah yang terjadi di SDN 004 Tarakan.
Atas dasar itu, tidak mengherankan dalam beberapa tahun terakhir ini di Indonesia muncul berbagai falsafah dan metodologi pembelajaran yang dipandang baru meskipun sebenarnya sudah ada sebelumnya. Beberapa diantaranya adalah  pembelajaran konstruktivis, pembelajaran kooperatif, pembelajaran terpadu, pembelajaran aktif, pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning, CTL), pembelajaran berbasis projek (project based learning), pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), pembelajaran interaksi dinamis, dan pembelajaran kuantum (quantum learning).
Dibandingkan dengan falsafah dan metodologi pembelajaran lainnya, falsafah dan metodologi pembelajaran kuantum yang disebut terakhir tampak relatif lebih populer dan lebih banyak disambut gembira oleh pelbagai kalangan di Indonesia melalui seminar, pelatihan, dan penerapan tentangnya. Walaupun demikian, masih banyak pihak yang mengenali pembelajaran kuantum secara terbatas terutama terbatas pada bangun (konstruks) utamanya. Segi-segi kesejarahan, akar pandangan, dan keterbatasannya belum banyak dibahas orang. Ini berakibat belum dikenalinya pembelajaran kuantum secara utuh dan lengkap.
Model pembelajaran Quantum Teaching sebagai pengembangan dari Quantum Learning adalah sebuah pilihan tepat bagi guru SD guna menumbuhkan minat dan motivasi siswa dalam belajar IPA. Lebih dari itu, model pembelajaran ini menjadikan pengajaran dan pembelajaran lebih menggairahkan. Penulis merasa yakin bahwa landasan teori model pembelajaran ini sangat cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran IPA di SD. Lingkungan yang mendukung dan proses pembelajaran yang menyenangkan dan menggairahkan dapat menciptakan serta meningkatkan motivasi siswa SD untuk belajar IPA. Sehingga keluhan-keluhan seperti bosan, jenuh, kurang bergairah dan tidak menarik yang selama ini sering didengungkan dari siswa dalam proses pembelajaran IPA dapat teratasi melalui model pembelajaran ini.
Fakta di lapangan mengatakan bahwa, pembelajaran IPA di SD belum sesuai dengan yang diharapkan. Guru-guru di Sekolah Dasar kebanyakan belum memahami dengan benar bagaimana mengajar IPA dengan benar, dan bagaimana agar belajar IPA dilakukan dalam suasana menyenangkan. Berbagai macam keluhan dalam pembelajaran IPA di SD seperti; malas belajar, membosankan (jenuh), kurang bergairah, tidak menarik, dan keluhan-keluhan lain dari para siswa, adalah permasalahan mendasar yang harus segera diatasi. Dalam ilmu psikologi, gejala ini disebabkan oleh kurangnya motivasi belajar siswa.
Kenyataan yang seperti inilah yang mendasari akan pentingnya seorang guru melakukan suatu upaya agar siswa memiliki motivasi yang kuat dalam mempelajari IPA. Berkaitan dengan itu, model pembelajaran Quantum Teaching menjadi pilihan tepat bagi guru SD guna menumbuhkan minat dan motivasi siswa dalam belajar IPA. Lebih dari itu, model pembelajaran Quantum Teaching menjadikan pengajaran dan pembelajaran lebih menggairahkan

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di depan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :
            Bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar kelas I SD 004 Tarakan dengan model pembelajaran Quantum Teaching dalam pelajaran IPA?

1.3. Pemecahan Masalah
            Proses belajar mengajar adalah fenomena yang kompleks. Segala sesuatunya berarti setiap kata, pikiran,tindakan, dan asosiasi dan sampai sejauh mana kita menggubah lingkungan, presentasi dan system pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung. Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam linkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Asas utama Quantum Teaching bersandar pada konsep; Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Artinya bahwa pentingnya seorang guru untuk masuk ke dunia siswa sebagai langkah pertama dalam proses pembelajaran.
            Penulis merasa yakin bahwa landasan teori model pembelajaran ini sangat cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran IPA di SD. Lingkungan yang mendukung dan proses pembelejaran yang menyenangkan dan menggairahkan dapat menciptakan serta meningkatkan motivasi siswa SD untuk belajar IPA. Sehingga keluhan-keluhan seperti bosan, jenuh, kurang bergairah dan tidak menarik yang selama ini sering didengungkan dari siswa dalam proses pembelajaran IPA dapat teratasi melalui model pembelajaran ini.
a.     Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah :
“Melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching” dapat meningkatkan motivasi belajar IPA bagi siswa SD



1.4 Tujuan Penelitian
            Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dan tingkat motivasi siswa kelas I SDN 004 Tarakan melalui pembelajaran Quantum Teaching. Selain itu juga meningkatkan prestasi belajar dan tingkat motivasi siswa kelas I SDN 004 Tarakan melalui ceramah.

1.5. Manfaat Penelitian
            a. Bagi Guru
            Metode Quantum Teaching dapat digunakan oleh para guru IPA untuk dapat meningkatkan prestasi dan motivasi pembelajaran IPA melalui kompetensi dasar.
            b. Bagi siswa
            Dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa yang menyenangkan. Selain itu juga dapat meningkatkan prestasi siswa dalam belajar.

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Upaya peningkatan mutu pendidikan senantiasa dicari, diteliti dan diupayakan melalui kajian berbagai komponen pendidikan, seperti perbaikan dan penyempurnaan kurikulum, bahan-bahan instruksional, system penilaian, manajemen instruksional, seminar pendidikan, proses belajar mengajar termasuk sarana atau fasilitas belajar lainnya.
Salah satu alternative yang ditempuh oleh seorang guru dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran adalah dengan menggunakan media visual (gambar) dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media secara tepat dan bervariasi mempunyai nilai praktis antara lain; mengatasi keterbatasan pengalaman belajar siswa, mengkongkritkan pesan yang abstrak, menanamkan konsep dasar yang benar, menimbulkan keseragaman dan akhirnya dapat meningkatkan efektifittas dan efisiensi proses belajar mengajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pembelajaran.
Dengan p[emanfaatan media pembelajaran khususnya pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam memungkinkan timbulnya interaksi edukatif yang efektif antara guru dan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Hal ini dapat mempengaruhi proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dalam segala aktivitas belajar.
Melalui penggunaan media visual (gambar) anak dapat belajar lebih aktif. Aktivitas belajar anak akan bergantung pada metode pembelajaran bervariasi yang digunakan oleh guru.
Dalam penyusunan proposal penelitian tindakan kelas lain menggunakan media visual (gambar) dikhususkan pada pembelajaranini menggunakan media visual (gambar) dikhususkan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, maka media yang dimaksud menggunakan lambang visual yang dapat memperjelas lambang verbal, sehingga siswa dapt lebih memahami makna pesan yang dibicarakan dalam proses belajar mengajar. Hal ini berarti bahwa visualisasi mencoba menggambarkan hakekat satu pesan dalam bentuk yang sebenarnya (realisme) atau mencapai benda sebenarnya.

B.       Identitas Masalah
Identitas dalam permasalahan ini adalah;
1.      Guru jarang menggunakan media pembelajaran saat mengajar.
2.      Penggunaan metode mengajar selalu monoton.
3.      Hasil belajaran siswa dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tidak mencapai standar ketuntasan.
4.      Guru tidak tampil dalam menggunakan media pembelajaran.
5.      Kurang adanya penguasaan kelas

C.      Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini dimaksud untuk mengetahui “Apakah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar bagi siswa kelas VI SDN 013 Kelay”

D.      Batasan Penelitian
1.      Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 013 kelay
2.      Subjek penelitian adalah siswa kelas VI SDN 013 Kelay Tahun Pembelajaran 2011-2012
3.      Penelitian ini fokus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
4.      Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI SDN 013 Kelay.

E.       Manfaat Hasil Penelitian
1.      Manfaat bagi sekolah
Dengan hasil penelitian diharapkan SDN 013 Kelay dapat lebih meningkatkan penggunaan media gambar dalam proses belajar mengajar, tidak hanya pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, tetapi dapat diterapkan pada mata pelajaran lainnya.
2.      Manfaat bagi guru
Sebagai bahan masukan yang berharga bagi guru dalam meingkatkan mutu pembelajaran dikelasnya.
3.      Manfaat bagi siswa
a.       Meningkatkan atau memperbesar pelatihan siswa
b.      Mencegah verbalisme (pengertian dengan kata belaka)
c.       Memberikan pengalaman yang nyata dan langsung
d.      Dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber kesatuan (kesamaan) dalam pengamatan.
e.       Membangkitkan motivasi kegiatan belajar siswa serta memberikan pengalaman secara menyeluruh.


BAB I
Pendahuluan
A.    Latara Belakang Masalah
Dalam kegiatan proses belajar mengajar, teruta,ma pada jenjang kondisi ini memiliki pengaruh besar terhadap proses kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Karena itulah guru dituntut peka terhadap situasi yang dihadapinya sehingga guru dapat menyesuaikan diri dalam mengajar. Guru harus mengetahui situasi siswa, situasi kelas dalam proses belajar mengajar. Sebab, tiap siswa mengalami keragaman dalama hal kecakapan potensi yang memungkinkan untuk berkembang. Misalnya, bakat, minat dan kecerdasan maupun kecakapan yang diperoleh dalam hasil pembelajaran.
Situasi kelas juga dapat sangat menentukan terjadinya gairah yang memotivasi belajar siswa.
Kegiatan pembelajaran di kelas merupakan proses interaksi antara guru dan murid. Pada proses interaksi antara guru dan murid memerlukan sebuah bentukl komunikasi yang interaktif. Bentuk komunikasi yang interaktif merupakan sebuah model komunikasi yang dapat menerapkan proses dalam mencapai keberhasilan pembelajaran. Guru sebagai ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, seyogyanya guru dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Oleh karena itu, guru dituntut meningkatkan keterampilan.

B.     Identifikasi Masalah
Sesungguhnya identifikasi masalah telah disinggung ketika peneliti mengungkapkan jawaban terhadap pertanyaan, apa kesenjangan yang terjadi dan apa yang menyebabkan terjadinya kesenjangan. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika rendah. Situasi kelas kurang konduktif.

C.     Rumusan Masalah
Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada pelajaran matematika di kelas III SDN 038 Lingkas Ujung. Dengan menggunakan metode paikem dan alat peraga.


D.    Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika di kelas III SDN 038 Lingkas Ujung dengan menggunakan metode Paikem dan alat praga.

E.     Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada kemampuan siswa kelas III SDN. 038 Lingkas Ujung dalam memahami materi pelajaran Matematika. Penelitian ini difokuskan pada tema lingkungan di kelas SDN.038 Lingkas Ujung.

F. Manfaat Penelitian
a. Bagi Murid
Sebagai saran epngembangan peran aktif pendidik meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyerap materi pelajaran matematika khususnya pada siswa kelas III SDN.038 Lingkas Ujung yang meningkatkan motivasi siswa, meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Manfaat bagi guru
Memberikan pengalaman langsung pada guru untuk menyelesaikan masalah secara terencana dan sistematik, motivasi guru mengajar semakin meningkat. Memacu guru dalam menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, memacu kreativitas dan inovasi guru dalam menggunakan media pembelajaran dan metode yang bervariasi.



I.              LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.
Pembelajaran di kelas 2 SD Negeri 009 saubaing ketika membelajarkan Bahasa Indonesia, guru mendominasi pembelajaran, dengan metode pembelajaran ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas yang paten untuk semua pembelajaran, tanpa memperhatikan bakat, minat, kemampuan dan karakteristik siswa yang memerlukan pelayanan yang berbeda. Siswa pun pada saat terjadi pembelajaran hanya diam tanpa adanya tanya jawab atau permainan yang membuat siswa senang dan tidak stress. Akibatnya pembelajaran berjalan secara monoton untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan kelas.
Salah satu upaya untuk memperbaiki pembelajaran Bahasa Indonesia adalah dengan menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini merekomendasikan bahwa seluruh kemampuan berbahasa siswa dilaksanakn secara optimal dan secara bersama-sama, sehingga siswa belajar secara aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan, karena terjadi perubahan peran sebagai pendengar menjadi pemerakarsa dalam pembelajaran.
II.           IDENTIFIKASI MASALAH
Adapun identifikasi masalah penelitian dari latar belakang diatas adalah :
-          Rendahnya tingkat kemampuan siswa terhadap keterampilan berbahasa Indonesia di kelas 2 SD Negeri 009 Saubaling.
-          Kurang menariknya perhatian siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia Yang disampaikan oleh guru.
-          Pembelajaran berpusat pada guru dan siswa hanya sebagai objek pembelajaran.
III.        ANALISIS MASALAH
Adapun Analisis masalah penelitian ini adalah
-          penggunaan metode dan model pembelajaran yang tidak sesua dengan karekteristik materi ajar.
-          Proses pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) dan bukan berpusat pada siswa (student centered)
-          Pembelajaran berlangsung secara monoton.
IV.        RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah bagaimana meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode pembelajaran terpadu pada siswa kelas II SDN 009 Saubaling?
V.           TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
“meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode pembelajaran terpadu pada siswa kelas II SDN 009 saubaling.
VI.        MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat penelitian ini adalah
-          Dapat mengatasi kesulitan-kesulitan siswa dalam mempelajari Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang menyangkut penguasaan komponen mendengarkan, membaca, menulis, berbicara, yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam bidang Bahasa Indonesia.
-          Menambah wawasan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam menanamkan konsep komponen mendengarkan, membaca, menulis, berbicara, serta mencari solusi dalam mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.
-          Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan tenaga profesional guru yang selalu melakukan refleksi dalam setiap pembelajaran, tentunya akan meningkatkan prestasi sekolah sekaligus meningkatkan prestasi sekolah dalam menghadap persaingan global bagi para lulusannya.
VII.     SETTING PENELITIAN
a.       Penelitian dilaksanakan di kelas II SDN 009 Saubaling
b.      Penelitian tindakan kelas ini dilakukan karena
-             Peneliti adalah guru kelas II SDN 009 saubaling
-             Rekan-rekan sejawat, kepala sekolah dan KKG
-             Nilai siswa
1.      Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini dilaksanakan di kelas II SDN 009 Saubaling Berau dengan jumlah siswa laki-laki 13 orang dan siswa perempuan 17 orang bila dijumlahkan secara keseluruhan satu kelas yauty 30 orang siswa.
2.      Tempat penelitian
Adapun tempat pelaksanaannya di Kelas II SDN 009 ssaubaling.
3.      Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 pelaksanaan pada awal bulan Juli sampai Semptember.
Langkah-langkah penelitian :
1. planning
a. mengidentifikasi masalah.
b. menganalisis dan merumuskan masalah
c. menyiapkan instrument
d. tiap kelompok diberi soal
e. setelah selesai tiap kelompok menguimpulkan hasil pekerjaan kelompok.
2. acting
Pada tahap ini dilaksanakan tindakan kelas berupa persiapan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa.

3.observasing
a. melakukan diskusi dengan guru dan kepala sekolah untuk mengadakan observasi
b. melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan guru dan memberi saran
4. reflecting
Kegiatan ini dilakukan, pada tahap penelitian mempelajari hasil pekrjaan siswa selain itu dipelajari pula pengamatan tehadap proses belajar mengajari, baik menyangkut aktivitas siswa maupun aktivitas penyaji materi.
Apabila setelah pelaksanaan siklus III hasil belajar siswa sudah mencapai target KKM. Maka penelitian ini sudah sesuai yang diharapkan.
VIII.  PENUTUP
1.      Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan data di atas dapat simpulkan bahwa menggunakan strategi pembelajaran terpadu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 2 SDN 009 Saubaling.

2.      Saran
Adapun saran yang dapat diberiakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah
-          Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi sehingga pembelajaran yang terjadi harus menempatkan bahasa sebagai alat komunikasi sehingga mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang dimiliki.
-          Pembelajaran bahasa seharusnya mengoptimalkan semua kemampuan berbahasa siswa yang terdiri dari mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara secara keseluruhan sehingga kemampuan guru dalam memilih metode dan pendekatan pembelajaran merupakan tuntutan bagi.
-          Ilmu pengetahun dan teknologi sellau berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, untuk guru kelas harus selalu berinovasi dan berkolaborasi dengan guru lain untuk selalu menciptakan media pembelajaran, sesuai dengan perkembangan zaman.

I.       PENDAHULUAN
Latar Belakang
      Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.
      Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini indonesia masih berkutat pada problematika ( Permasalahan) klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana mesti harus diawali.
      Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pda jenjang sekolah dasar ( SD ) dan Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) sampai saat ini masih jauh dan apa yang kita harapkan. Betapa kita masih ingat dengan hangat akan standarisasi UASBN ( Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional ) dengan nilai masing-masing mata pelajaran 4,51 dikeluhkan oleh semua para pendidik bahkan oleh orang-orang tua siswa sendiri, karena anak atau siswanya tidak dapat lulus. Hal lucu yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
      Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah pemberian tugas berupa kepada siswa. Dengan pemberian pekerjaan rumah kepada siswa diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan penguatan terhadap materi yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
II.                PERUMUSAN
Perumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :
Bagaimana penggunaan tehnik pemberian tugas pekerjaan rumah dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA bagi siswa kelas VI Sekolah Dasar negeri 014 Tanjung Palas?
Hipontesis
Hipotensisi yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah :
      “Melalui tehnik pemberian tugas pekerjaan rumah dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA bagi siswa kelas VI SDN 014 Tanjung Palas Kabupaten Bulungan”
III.             TUJUAN PENELITIAN
“Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VI SDN 014 Tanjung Palas Kabupaten Bulungan dengan menggunakan tehnik pemberian Pekerjaan Rumah”
IV.             MANFAAT HASIL PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a.       SDN 014 Tanjung Palas
Dengan hasil penelitian ini diharapkan di SD Negeri 014 Tanjung Palas dapat lebih meningkatkan pemberdayaan pemberian pekerjaan rumah agar prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain.
b.      Guru
Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.
c.       Siswa  
Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan pekerjaan rumah dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya.

V.                KAJIAN PUSTAKA
Landasan Teori
1.      IPA
Pelaksanaan pendidikan IPA pada institusi pendidikan tidak terlepas dari kualitas pembelajaran sebagai suatu proses kegiatan yang sistematis untuk mencapai sejumlah kompetensi meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan sebagai dinyatakan Djememari Mardapi (2005: 11) dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas-kualitas proses pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya, karena keduanya saling terkait. Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik pula. Kualitas pembelajaran ini menurutnya dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk belajar lebih baik.
Realitas pendekatan pembelajaran mata pelajaran IPA di sekolah Dasar (SD) pada umumnya masih bersifat konvensional, lebih mengedepankan penggunaan ceramah sebagai strategi pembelajaran. Selama ini penulis melihat tingkat penguasaan pelajaran IPA di sekolah masih sangat rendah, semakin tinggi tingkatan kelas, minat dan prestasi siswa mengalami penurunan. Hal ini dapat penulis dapat lihat dari hasil ulangan siswa kelas VI SDN 014 Tanjung Palas. Dari pembelajaran masih banyak siswa yang belum dapat memahami dan menjawab dengan benar soal-soal yang penulis berikan. Hanya sebanyak 10 (25%) dari 25 siswa kelas VI yang dapat menjawab dengan kategori tuntas, sedangkan sebanyak 15 (75%) siswa belum dapat menjawab dengan tuntas.
Selain itu guru tidak berupaya mengembangkan minat, motivasi dan kreatifitas peserta didik, sehingga peserta didik dalam kenyataannya sering menemukan permasalahan belajar IPA. Untuk meningkatkan keberhasilan materi IPA, maka dilaksanakan perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Diharapkan melalui PTK ini mampu meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran IPA, sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai ketuntasan belajar. Sebagai solusinya diperlukan pendekatan pembelajaran secara dinamis dengan mengoptimalkan kreativitas peserta didik dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar disekelilingnya dengan mengerjakan Pekerjaan Rumah. Dengan kata lain pembelajaran IPA di SD perlu melibatkan berbagai konteks disekitar siswa agar mereka mendapatkan pengalaman langsung selama belajar sehingga dapat dengan mudah mempelajari mata pelajaran tersebut.

2.      Belajar
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat belajar maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responnya menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru (Dimyati, 2002: 10). Sedangkan menurut kamus umum Bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha ( berlatih dsb) supaya mendapatkan suatu kepandaian ( Purwadarminta: 109).
Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan oleh guru agar mendapatkan dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran IPA.

3.      Prestasi belajar
Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “belajar” prestasi berarti hasil yang telah tercapai (Depdikbud, 1995: 787). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Depdikbud, 1995: 14). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperolh oleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya.

4.      Tehnik
Dalam kamus Bahasa Indonesia tehnik diartikan cara (kepandaian,dsb) membaut sesuatu atau melakukan sesuatu yang berkenaan dengan kesenian (purwadarminta, : 1035). Sedangkan tehnik yang dimaksud disini adalah cara tertentu yang dilakukan oleh guru yang akan dikenakan kepada siswanya dalam rangka mendapatkan informasi atau laporan yang diinginkan.

5.      Pekerjaan Rumah
Pekerjaan Rumah atau yang lazimnya disebut PR dalam bahasa Inggris “Homework” yang artinya mengerjakan pekerjaan rumah. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan PR adalah sebuah tugas atau pekerjaan tertentu baik tertulis atau lisan yang harus dikerjakan diluar jam sekolah (terutama dirumah) berkaitan dengan pelajaran yang telah disampaikan guru untuk meningkatkan penguasaan konsep atau ketrampilan dan sekaligus memberikan pengembangan.

VI.             METODE PENELITIAN
a.       Rancangan Penelitian
1.      Subjek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 014 Tanjung Palas Kabupaten Bulungan jumlah siswa 25 orang.
Pertimbangan penulis mengambil subyek penelitian tersebut dimana siswa kelas VI telah mampu dan memiliki kemandirian dalam mengerjakan tugas seperti PR, karena siswa kelas VI telah mampu membaca dan menulis serta berhitung yang cukup. Selain itu penulis pengajar di kelas VI.

2.      Tempat penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri 014 Tanjung Palas Kabupaten Bulungan, penulis mengabil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.

3.      Waktu penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 4 bulan januari s/d april 2011. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester II tahun pelajaran 2010/2011.

b.      Prosedur penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :
1.      Perencanaan
Meliputi penyampaian materi pelajaran, latihan soal, pembahasan latihan soal, tugas pekerjaan rumah ( Kegiatan penelitian utama) pembahasan PR, ulangan harian.

2.      Tindakan (Action) / kegiatan, mencakup ;
a.       Siklus I, meliputi : pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup
b.      Siklus II, (sama dengan I)
c.       Siklus III, (sama dengan I dan II)

3.      Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus-siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.
VII.          JADWAL PENELITIAN
No.
KEGIATAN
BULAN/MINGGU KE....
Juni ‘11
Juli ‘11
Agustus ‘11
Semptember ‘ 11
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
PERENCANAAN
X















2
Proses Pembelajaran

X
X













3
Evaluasi



X












4
Pengumpulan Data





X
X









5
Analisis Data







X
X
X






6
Penyusunan Hasil










X
X
X



7
Pelaporan Hasil













X
X
X

VIII.       BIAYA PENELITIAN
Akibat yang  timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti, dan dari anggaran BOS & BOSDA tahun 2011 SDN 014 Tanjung Palas.
1.      Foto copy Naskah Soal. 40 lbr x 25 orang                  : Rp. 275.000,-
2.      Kertas folio, F4, 1 rim                                                 : Rp.   35.000,-
3.      Jilid buku latihan soal.25 org x Rp 5000                    : Rp. 125.000,-
4.      Rental komputer/pengetikan. 40 lbr x Rp 3000          : Rp. 120.000,-
5.      Pelaporan kegiatan                                                      : Rp. 200.000,-
____________
                        JUMLAH                                                                   : Rp. 745.000

IX.             PERSONALIA PENELITIAN
Penelitian ini melibatkan Tim peneliti, dengan identitas dari tim tersebut adalah :
1.      Nama                                       : Djakariansyah,S.Pd.SD
Nip                                          : 196004061984071001
Pekerjaan                                 : Guru/wali Kelas VI SDN 014 Tanjung Palas
Tugas dalam penelitian           : Pelaksana penelitian dan pengumpulan data
2.      Nama                                       : Badariah     
Nip                                          : 195110101969052001
Pekerjaan                                 : Kepala Sekolah SDN 014 Tanjung Palas
Tugas dalam penelitian           : Analisis Data dan Penilai

X.                PENUTUP
Kesimpulan
      Dari proses perbaikan dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat ditarik  suatu kesimpulan, bahwa pemberian tugas pekerjaan rumah dapat meningkatkan keaktifan siswa berdikari sendiri dan berusaha dengan pro aktif dalam pembelajaran untuk mencapai output yang maksimal sebagaimana yang diharapkan dalam menyelesaikan pendidikan di sekolah Dasar.

Saran
Diharapkan kepada semua pihak guru dan kelompok KKG dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan mengoptimalkan pemberian tugas di kerjakan di Rumah Oleh Siswa. Demikian juga Guru perlu bekerja sama dengan baik terhadap orang tua siswa, agar selalu mendukung kegiatan belajar di rumah.