BERLABUH KECEWA

Semangat jiwa berlabuh di tengah damai
genggaman rasa menggepal sendiri
air malam membeku di mendung pagi
mengkristal di dalam tembok hati
dan mungkin akan mencair lagi
ingatan meluap kembali
kenangan kecewa yang sembunyi.

Pintu yang membuka warna
tak jua menggemingi hatiku
dendam yang membendung
masih meriak berjalar
mengakari kekuranganku
tak mampu melupakan khianatmu
yang mengoyak setia
arti perjuang hidup bersama
ikatan tak menutup matamu
cincin tak mengikat hatimu
hanya untukku.

Semoga aku mampu
bersamamu
yang menghancurkanku
tanpa kutemui pintu maaf itu.



 SEKILAS MATA

Kutarik malam mendekati hati
terasa lembab tak hangat lagi
kubentang pagi di tepian pelangi
juga terasa tak indah lagi.

Kuberlari mengejar ombak pantai
angin laut menggapai
kuhulur tangan menyambut embun pagi
dedaun kering tak berseri.

Dan kucoba menatap sekilas mata
wajah yang pernah bertahta
terasa asing pandangannya
karena lama tak berjumpa
ingin kusentuh terasa kaku
jariku kelu dibalut semu
yang berbenang emas palsu
terajut dahulu
maafkan aku.



 DI UJUNG GERIMIS

Batu perjalanan seakan mengejar waktu
Dari hari ke tahun seolah bulan tak bersekutu
Hanya kutu malam menggaruk kepala rindu
Tanpa terasa waktu kian berlalu.

Setelah kusadari, dimana aku berdiri
Pada titian pelangi atau hanya sisa pagi
Dari sekian yang terlampaui tak berarti
Yang nyata terlihat masih mengabuti hati.

Mentari hati dirundung kelabu
Hentikan sejenak jalan pikirku
Mestikah aku berlalu ragu
Merentas tanpa melihat penentu.

Gerimis berkabut seperti selimut
Bila dituruti bisa lelap tanpa kemelut
Tapi esok bukan untuk berlutut
Di sana menanti tanya menuntut
Tentang segala selama bergelut
Merentas dunia tertutup kabut.

Kasih yang berpendar
mengitari nuansa penjuru getar
di alunan mengasikkan pendengar
membata langkah yang benar
semoga lurus kaki terputar
dengan penuh jiwa sadar
hanya pada-Nya kita bersandar.



 LAGU TANPA CINTA

Berderai air hujan
ditiup angin kenangan
waktu bersama yang indah
kini tinggalkan rasa pasrah.

Suratan cinta tertutup sudah
terhapus dan terpisah
di jalan kita yang berbeda
tanpa janji pasti yang nyata.

Kini ku hanya bernyanyi sendu
lirik kenangan darimu
tak terasa menetes air mata
tak sanggup menampung duka
ingin kembali ke masa lalu
saat bersemi bersamamu
tak mungkin ku memaksa
keadaan yang berbeda.....

Coretan lamamu tersimpan
kata indah perasaan
yang tertuang pada malam
saat kerinduan.



OMBAK RINDU

Kejaran ombak di pantai kasih
Membelai pasir bagai pipimu yang putih
Yang sesekali memerah
Seperti senja sumringah merekah.

Kala ini ku hampiri buah bibirmu
Yang berkelakar mendayu
Mencuat iringan senyummu
Yang memenuhi kelopak wajahmu.

Kegalauan yang kubawa
Rupanya terjatuh tak terduga
Mungkin malu bertemu bahagia
Yang kau simpan dalam keranjang cinta.

Marilah kita sama membuka pakaian rindu
Lemparkan di atas ombak menderu
Biarkan berpadu bagai laut dan biru.
"Beranak ombak berbuih rindu"





SETANGKAI TANYA

Bahagia di batas senja
kala laut mulai menepi
mengalir buih ombak
bagai rindu bergejolak.

Apakah malam ini pasti
atau menyimpan sunyi
benakpun tak mampu berjanji
hanya meraba wajah mimpi.

Jika kini aku hadir
membawa setangkai tanya
harap kau sambut sejambak jawab
agar selipan indahku di sela waktu
tak pulang dipukul rindu.



EMBUN KACA

Masih mesra lantunan angin
dari deraian semalam..
walau siang itu semakin jauh
mengaburi jalan berdua.

Dari balik kaca berembun
membekas gambar tanganmu
melambai jauh rindu
semakin pudar..kian berlalu.

Hujan yang dingin menusuk sunyi
Yang terbiar kering sendiri
Namun enggan berhenti
Malah menusuk hati
Hingga sampai begini
Mendekap berlumut mimpi.

Jangan lagi kau ucap benci
Pada nyataku ini
Yang tak mampu berjanji
Menggapaimu pasti.





HATI DI RELUNG SUNYI

Sempat jua kau menoleh
Kala hujan mulai menoreh
Membasahi hening hati, kian membeku..
Tak kuasa menahan kepergian cintamu.

Lembab siang telah merenggut bahagia
Kala seutuhnya mulai merambah jiwa
Tapi apalah daya kepergian yang kau pinta
Terpaksa aku menyeka seluruhnya.

Detik-detik itu masih terasa
Walau sekian lama melampauinya
Sendu wajahmu masih membayang di jiwa
Kenangan bersama masih menyala.

Setangkai mawar yang basah
Kini mengering disiangi resah
Yang kau beri sa’at mula masih indah.

Semoga juga kau sama,
tak mudah melupakannya,
meski kembali tak semudah mulanya,
karena keterlanjuran sudah,
tergores ucapmu yang meluka,
tinggalkan aku karena salah,
salah menaruh cinta.





KRISTAL RINDU

jauh semakin jauh pandanganku
mengaburi rasa yang dulu
seperti mula bersamamu
kini bagai angin lalu
hanya sesaat bertemu.

langit yang memerah
petanda rindu pasrah
tak berubah
tetap mengalun indah.

disetiap nafas berdesah
ada sesak rindu yang payah
yang terpatah pisah
tanpa kehadiranku sudah
janganlah bergundah.

jadikan anak penaku
menemani rindumu
sa'atku tak lagi berlaku
indah yang tergores untukmu
temanimu sebelum hadirku
sedih luahanku dulu
biarkan menjadi kristalku
dari air matamu yang beku
karena rindu.



LUBUK SEPI

Secercah harapan terselip dari timur
menggapai senja yang lamur
kedap kedip mata menahan cantik
diantara bias yang menarik

Kusiramkan kasih yang kau beri
terpupuk rindu dari gersangnya hati
jangan kau pungkir rasamu yang nanar
biarkan merekah memuai tercalar
dan jangan biarkan memudar

Titian malam, hampir sepi di jalan
lampu mentari, kini meredup lagi
cinta terpasang, jangan di tanggalkan
biarpun sunyi, jangan kau nodai

Aku perantau mengembara di lubuk sepi
mencari kasih yang terbuang dari mimpi
semoga jalinanmu kekal abadi.



SANTAPAN MANIS

Semanis ucapan yang kau lontarkan padaku
selembut itu senyummu berlalu dariku
keriput malam telah mempermalukanku
dengan khiasan pelapis rindumu
yang bertopang dagu merayu.

Semungil tipisnya bibirmu
menelipis hatiku jadi mengilu
merekah memerahi wajah jiwaku
hingga merenyah hasratku.

Sekulum rindu mencuil hatiku
melayang layang membenang kaku
tarikan nafasmu tiupan meragu
yang berhembus sedingin salju
menusuk pori hatiku
hingga kuterpaku dalam tatapanmu
menggulai asmara santapan semu.
 



PAKU CINTA

Biarkan cintaku terpaku pada dinding hatimu
hingga saatnya kaucabut dari ruang bilik jemu.

Kepakuan memandang indah langitmu
melepaskan paku duka dari hatiku.

Jangan biarkan paku cintamu berkarat
mengimpeksi hati hingga sekarat.

Disetiap ucapan yang terpaku untukmu
semoga terjalin kasih erat selalu.

Kupakukan cintaku padamu
tanpa kau sadari telah menancap di hatimu.




PELAUT RINDU

meneropong jauh
ingin melihat kekasih
yang bermaya di pulau rindu
jauh menunggu..

perjalanan yang lama
terputar pusaran masa
yang berjelaga
kabut mengabuti
hanya asa bersahaja
tak menyerah..

kujua dalam arung rejam
menakhodai pelayaran
merentas suasana
ingin menembus gelora
yang menutup bahagia.

pelayaran yang berbeda
namun di laut yang sama
berbeda pencarian
engkau mencariku
sedangkan aku mencarimu.
Semoga kau temukan aku
dan aku menemuimu
pada satu titik temu.





SEHELAI BAIT MAYA

Tabir mega
menggulung mata
di penghujung masa
waktu berpadu
pada lembaran laut
layangkan selendang maut
nafas akhir cinta menggayut.

Angin semerta kuasa
takpun mendaya rasa
hanya jadi sekecipuk bara
jatuh mendera duka.

Sentuhlah pelipis senja
dikulumkan dengan setia
tanpa menimbang rasa
terbayar bahagia..
biarkan indah mencalar
membintiki langit pudar
yang terdampar kapar.

Kan kuhela nafas berbait cinta
mengisi kantongan terbuka
menanti celupan asmara
menggaruk gerigi jiwa
padamu wanita pujangga
diam tanpa aksara
cukup dengan meraba dada
akupun jua merasa
menggantung cinta.



MENGUKIR KASIH MERAJUT RINDU

Hadirmu
Membawa sinar menerangi jiwa
Engkaulah penyuluh segala...
Sambutlah jemariku kita bersatu bersama
Bersama melantunkan tembang cinta
Berlagu lewat sentuhan benak rasa.
~
Bangkitkan rindumu lalu kurayu
Bentangkan cintamu biarkanku di situ
Uraikan sayangmu sepuas yang kau mau
Rangkullah aku sejenak dalam mimpimu
Tapi jangan bawa aku dalam tenggelammu
Takut tak mampu kembali ke muara hatiku.
~
Sentuhlah aku apa yang ada padamu
Aku bahagia meski hanya satu katamu
Kan kuukir seindah makna yang kumampu
Bila aku bahagia karena kasihmu
Aku yakin kaupun demikian bagiku.
~
Kujadikan benang~benang ini perajut lerai
Pengikat kebersamaan agar indahnya tak usai
Selagi tak kau abaikan hatiku teruntai
membelai Lambai..
Sejauh kasih terpantai
meski rinduku tak tergapai.~






SENYUM KENANGAN

Jantung kota kenangan lama
ditinggalkanmu bunga asmara
bersama gaun impian
semuanya kau tinggalkan
mencari kemapanan.

Cincin itu masih tersimpan
mengendap janji tunangan
tinggal kenangan
tanpa kepulangan.

Lima tahun telah berlalu
aku hanya mendongak semu
tanpa jemu
menunggumu.
Keretamu yang dulu
datang dan lalu
tanpa dirimu.

Kutebarkan potretmu
senyuman indah kenanganku
darimu jantung hatiku
yang pergi untukku
buatku tak kembalimu.



Potret Senja

Kuhampiri soremu
singgah di hatiku
siluet jingga memadu
alam dan rindu
jadi satu..

Di siring malam
kuberendam alam
tenggelam dalam legam
memekat jiwa semayam
dan diam..

Potret senja mengawan
sentuhan indah menawan
hatiku hatimu tertawan
jadi igauan
kerinduan.





LAMBAIAN RINDU

Nyanyikan lagu rindu
untukku di malammu
hadirkan rasa indahku
juga di hatimu

Sayup...
suara merdu
bertembang lagu syahdu
bergetar bulu perindu
terkenang sa'at denganmu

Jangan lagi kau semaikan
bunga-bunga indah hanya di taman
biar setangkai layu di tangan
asalkan pernah di genggaman

Kusambut lambaian kasihmu
yang lemah jauh dariku
sandarkan hati di dadaku
agar lebur padat rindumu
yang beku bagai salju
membutir di hatiku.



Semi Semusim Gugur
------------------------

Semusim gugur berseminya cinta
dedaunan kering menerpa jiwa
kecoklatan hatiku meratai rasa
biarkan jalanmu melandai suasana.

Kebeningan yang telah ada
belailah airnya tanpa berdahaga
percikan pada wajah cinta
agar kering tak guguri asmara.

Aku mencermati
apa yang kurasai
tentang indah engkau beri
padaku di jantung kota hati
semilirmu perlahan damai
melantai meluruh beban ini
kelonggaran kasihmu terbagi
tanpa mimpi kembali.

Terimalah sepoinya sayangku
di kala belainya terdahulu
sebelum lelapmu
menatap sendu wajahku
berpantai pada setangkup rindu
yang berombak di bibirmu.





BARA TENGGELAM

Berlaut sepi
di hujung kenangan ini
masih kucari di lebatnya hati
tentangmu aku tak mengerti

Membias malamku
karena dulu ada dirimu
keping yang tertinggal
terjatuh di kedalaman terjal
kucari namun gagal

Kepingan hatiku yang jatuh
kini di tenggelami lautan rindu
berserta namamu yang membatu
membebani kesetiaanku

Mengertikah tetang artiku
merawat cintamu selalu
meski cintaku kau buang di laut empedu
selama itulah memahitiku

Ukiran rasa yang terpintal dulu
kini meliliti malamku
hujungnya menggapai mentariku
hingga asaku kini jadi abu
sisa bakaranmu tinggal padaku.


Sang Pujangga
Sega Ulpa